INSAB #24: Selasa, 23 Desember 2014 [Hari Biasa Khusus Adven]

Bacaan:
Mal. 3:1-4; 4:5-6; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk. 1:57-66.

Sukacita di dalam Keluarga.
Peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis ternyata membawa mukjizat dan sukacita bagi keluarga Zakharia-Elisabeth. Semua tahu bahwa Zakharia-Elisabeth sudah berusia lanjut, tetapi Allah berkenan untuk memberikan seorang anak kepada keluarga ini. Selama proses kehamilan, Zakharia menjadi bisu. Namun, setelah kelahiran Yohanes, mukjizat terjadi pada diri Zakharia. Ia bisa berbicara kembali. Setelah tumbuh dewasa, Yohanes mampu untuk mempertobatkan banyak orang. Inilah sukacita yang dialami oleh keluarga Zakharia-Elisabeth.
Maka marilah kita berdoa bagi para keluarga yang memiliki putera-puteri agar menjadikan mereka sebagai sukacita yang besar di dalam keluarga. Bagi para keluarga yang belum dikaruniai momongan, semoga Allah berkenan untuk melakukan perbuatan-Nya yang ajaib dan besar. Sedangkan bagi mereka yang menolak kelahiran anak: aborsi dan menelantarkan anak, semoga Allah berkenan mengampuni dosanya dan menyadarkan mereka bahwa anak adalah anugerah dari Allah. Tuhan Memberkati.

INSAB #22: Minggu, 21 Desember 2014 [Hari Minggu Adven IV]

Bacaan:
2Sam. 7:1-5,8b-12,14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 16:25-27; Luk. 1:26-38.

Kesediaan diri Maria.

Saudara-saudari, tokoh terakhir yang menjadi permenungan dalam minggu adven ke-4 adalah Maria. Memang kalau merenungkan sosok Maria, ibu Yesus, ada banyak hal yang bisa kita teladani dari hidupnya. Salah satu teladan yang bisa direnungkan adalah “Kesediaan” dirinya untuk menjawab dan menerima tugas perutusan dari Tuhan. Maria adalah seorang ibu yang berani memberikan diri di tengah keterbatasannya. Ia tahu konsekuensi dan risiko yang harus dihadapi ketika mengatakan Ya atas tawaran dari Allah. Banyak sekali penderitaan dan perjuangan yang harus dihadapi Maria selama hidupnya. Cobaan pertama adalah ketika ia mendapat warta dari malaikat Gabriel. Maria tentu mempunyai kekuatiran akan situasi kehamilan dirinya yang saat itu belum bersuami. Omongan jelek, cap-cap dari orang banyak, caci-maki dari orang-orang di sekelilingnya dan ancaman hukuman rajam menjadi tantangan pertama dari tugas perutusannya. Namun Maria tetap wanita yang setia dan berani untuk menyediakan dirinya menjadi tabernakel bagi Yesus.

Tantangan bagi keluarga-keluarga dewasa ini sangatlah tidak mudah. Tidak sedikit keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan menjaga kesetiaan perkawinan mereka. Ketika ada persoalan muncul, mereka tidak bisa bertahan di dalam cobaan. Akibatnya, keluarga menjadi pecah dan anak-anak yang menjadi korban. Maka marilah para keluarga meneladan kesediaan diri Maria yang mempercayakan hidupnya kepada Tuhan. Ingatlah akan janji perkawinan yang dulu pernah terucap. Janji itu bukan sekadar omong kosong belaka, tetapi sebuah niat untuk setia dan saling menyediakan diri satu sama lain. Serahkanlah segala kekuatiran kita kepada Tuhan. Sama seperti Maria yang mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya. Selamat menyiapkan diri untuk perayaan Natal. Tuhan Memberkati.

INSAB #21: Sabtu, 20 Desember 2014 [Hari Biasa Pekan III Adven]

Bacaan:
Yes. 7:10-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 1:26-38.

Wanita Pilihan Allah.

Perayaan Natal tinggal menghitung hari. Warta kelahiran sang Penyelamat sudah dinubuatkan sejak lama oleh Nabi Yesaya. Ia menubuatkan kehadiran Mesias melalui seorang perempuan biasa yang mau tunduk dan taat kepada bimbingan Allah. Sosok perempuan itu adalah Maria. Ia adalah wanita pilihan Allah karena ketaatannya pada kehendak Tuhan dengan ucapannya, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu”.
Peristiwa Natal mengingatkan kita bahwa Allah hadir dalam rupa kesederhanaan. Orang-orang yang dipilih-Nya pun juga biasa-biasa saja. Namun, mereka mempunyai ketaatan yang luar biasa kepada semua sabda-Nya. Maka marilah mempersiapkan Natal dengan hati yang bersih agar Yesus berkenan untuk lahir di hati kita masing-masing. Semoga Allah juga berkenan memilih kita orang-orang yang biasa ini dan jauh dari kesempurnaan sebagai tempat lahirnya sang Mesias. Tuhan Memberkati.

INSAB #20: Jumat, 19 Desember 2014 [Hari Biasa Pekan III Adven]

Bacaan:

Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25.

Kerinduan akan Tuhan.

Setiap keluarga pasti merindukan kehadiran seorang anak. Baik Manoah maupun Zakharia juga mempunyai kerinduan yang sama. Istri Manoah yang dianggap mandul akhirya mengandung dan melahirkan Simson. Sedangkan Elisabeth, istri Zakharia harus menunggu pada usia lanjutnya untuk mengandung Yohanes Pembaptis. Memang Zakharia dan Manoah adalah orang yang baik di mata Tuhan. Namun mereka harus menunggu sampai beberapa waktu untuk merasakan betapa luar biasanya kuasa Tuhan. Mereka pun juga setia dan tekun untuk terus memohon kepada Tuhan agar kerinduannya bisa terwujud.
Di dalam hidup ini kita mempunyai berbagai kerinduan-kerinduan yang begitu banyak. Maka marilah belajar dari beberapa tokoh hari ini yang begitu setia dan tekun kepada Tuhan. Kita harus menaruh kepercayaan kepada Tuhan bahwa apa yang mustahil bagi manusia tidak berarti apa-apa di hadapan-Nya. Allah adalah mahakuasa yang mampu mengubah segalanya. Semoga kerinduan kita kepada Tuhan didasari oleh semangat bahwa Ia berkuasa atas hidup ini dan terus-menerus mencintai umat-Nya. Tuhan Memberkati.

INSAB #19: Kamis, 18 Desember 2014 [Hari Biasa Pekan III Adven]

Bacaan:
Yer. 23:5-8; Mzm. 72:2,12-13,18-19; Mat. 1:18-24.

Yusuf, seorang yang tulus hati.

Selama masa adven ini kita diajak untuk merenungkan beberapa tokoh yang penting menjelang kelahiran sang Mesias: Yohanes Pembaptis, Elisabeth, Maria, dan Yusuf. Orang terakhir inilah yang akan menjadi permenungan pada hari ini. Yusuf adalah seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum. Ketulusan hati Yusuf diuji ketika mendapat kabar yang tidak menyenangkan. Maria, tunangannya, sedang mengandung dari Roh Kudus. Lalu apa yang diperbuat Yusuf?

Dari kisah bacaan Injil tampak bahwa Yusuf sedang merasa bergejolak dengan dirinya. Ia sebenarnya boleh marah dan menolak situasi kehamilan yang dialami Maria. Terang saja karena ia sudah berusaha untuk setia kepada Maria. Meskipun perasaannya sedang tidak menentu, Yusuf tetap mendengarkan suara Tuhan yang berbisik melalui warta malaikat. Ia akhirnya mengambil Maria untuk menjadi istrinya dan memilih mengikuti jalan Tuhan yang tidak selalu mudah. Maka marilah kita meneladan ketulusan hati Yusuf yang lebih memprioritaskan pilihan mengikuti jalan Tuhan daripada memilih jalan pikirannya sendiri. Janganlah takut akan tantangan dan perjuangan berat yang harus dihadapi ketika berada di jalan Tuhan sebab Allah menyertai kita (Immanuel). Tuhan Memberkati.